Jumat, 25 April 2014

Perjalanan Mahabhakti

Ini pertama kalinya seumur hidupku melakukan kemah. Sebab, saat aku SD ataupun SMP belum pernah mengikuti kemah. Dan aku dapat pengalaman banyak dari kemah kemarin. Rabu, 2 April 2014. Kami siswa kelas X berangkat untuk kemah. Kami pergi menggunakan bus yang sangat sederhana tanpa AC berwarna kuning ke tempat perkemahan yang berada di Klaten. Kami berkemah selama 4 hari 3 malam. Hari pertama kemah bagiku tidak menyenangkan karena sangat melelahkan sekali pada hari itu. Melakukan perjalan dari balai desa ke tempat perkemahannya, karena kami tidak diturunkan langsung di tempat perkemahannya. Kami harus berjalan menempuh jarak yang cukup jauh dan melewati pos satu sampai dengan pos tiga dengan berjalan kaki. Namun, ada kejadian saat diperjalanan setelah melewati pos satu, tubuhku merasa lemah, kakiku meresa berat untuk melangkah, wajahku pucat penuh keringat. Salah satu temanku menghubungi kakak SangKer lewat handphonenya. Tak lama kemudian, kakak SangKer yang juga sebagai ketua PMR di sekolahku datang dengan mengendarai kendaraan roda dua. Setelah memberi keterangan tentang keadaanku, akhirnya aku dibonceng oleh kakak SangKer yang bernama Dhika itu. Karena aku tidak sanggup untuk melanjutkan perjalanan. Pada hari kedua dan ketiga, menurutku itu adalah hari yang menyenangkan. Walaupun kami semua dibuat nangis oleh kakak alumni Man Yogyakarta 1 yang sekarang aktif menjadi Ketua Umum Pramuka di SMA lain. Suasana yang paling aku senangi saat pagi hari, karena udaranya sangat segar, dan pemandangannya pun indah. Saat siang hari suhu menjadi sangat panas, karena jarang sekali pepohonan yang tumbuh disana. Dan saat malam hari suhunya berubah drastis menjadi sangat dingin, bahkan dingin sekali saat tidur ditenda. Belum lagi, saat malam hari, hujan selalu menghampiri. Sehingga kami tidur ditenda, karena tenda, tas-tas kami basah semua. Hanya satu malam saja kami semua merasakan tidur ditenda. Terutama aku, baru satu kali itu merasakan tidur ditenda saat kemah. Namun aku dapat pengalaman yang tidak akan aku lupakan saat kemah tersebut, aku menjadi orang yang mandiri dan sabar. Sebab, disana kami semua bekerja secara bergantian, mulai dari memasak, mengambil air, mencuci piring, menjemur pakaian, dan sabar mengantri untuk mandi karena kamar mandi yang disediakan cukup terbatas dengan siswa yang mengikuti kemah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar